Amalan menempati rumah baru
A’uudzu billaahi minasy syaythaanir rajiim
Bismillahir rahmaanir rahiim. Alhamdulillahi robbil ‘alaamin
Allaahumma shalli wa sallim wa barik ‘alaa Sayidina Muhammadin wa ‘alaa aali Sayidina Muhammadin wa ashaabihi wa azwajihi wa dzuriyyatihi wa ahli baitihi ajma'in.
Yaa Mawlana Yaa Sayyidi Madad al-Haqq.
Assalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakatuh
amma ba'du,
Kami berharap semoga Allah memberkahi dengan rumah baru ini, dan menjadikannya sebagai kediaman yang baik, nyaman dan berkah.
Berikut
beberapa hal yang kami dapatkan dari guru-guru kami, yang dianjurkan
untuk dilakukan bagi muslim yang mendiami rumah baru,
Pertama, bersyukur kepada Allah atas karunia nikmat ini
Allah berfirman,
وَإِذْ تَأَذَّنَ رَبُّكُمْ لَئِنْ شَكَرْتُمْ لَأَزِيدَنَّكُمْ وَلَئِنْ كَفَرْتُمْ إِنَّ عَذَابِي لَشَدِيدٌ
“Ingatlah
ketika Tuhanmu mengumumkan; “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti
Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari
(nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih.” (QS. Ibrahim: 7)
Imam As-Sa’di menjelaskan, inti syukur ada 3:
- Mengakui bahwa nikmat itu dari Allah, dan bukan semata hasil karyanya
- Memuji Allah atas nikmat yang telah Dia anugerahkan
- Menggunakan nikmat itu untuk kegiatan yang Allah ridhai, dan bukan untuk sesuatu yang terlarang.
Kebalikan dari hal itu adalah kufur nikmat yang hukumnya terlarang. (Tafsir As-Sa’di, 422).
Kedua, syukuran rumah baru
Sebagai bentuk menyempurnakan rasa syukur itu, kita dianjurkan untuk mengadakan walimah (syukuran), mengundang orang lain untuk makan-makan. Walimah ini sering diistilahkan dengan Al-Wakirah. Sebagian ulama sangat menganjurkan hal ini, diantaranya Al-Imam As-Syafii. Beliau mengatakan tentang Al-Wakirah:
ومنها الوكيرة، ولا أرخص في تركها
“Diantara
bentuk walimah adalah Al-Wakirah. Saya tidak memberi kelonggoran untuk
meninggalkannya.” (Al-Mausu’ah Al-Fiqhiyah Al-Kuwaitiyah, 8/207).
Ketiga, masuklah rumah baru dengan mambaca:
مَا شَاء اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
MASYAA-ALLAH, LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH
Bacaan ini terdapat dalam firman Allah di surat Al-Kahfi,
وَلَوْلَا
إِذْ دَخَلْتَ جَنَّتَكَ قُلْتَ مَا شَاء اللَّهُ لَا قُوَّةَ إِلَّا
بِاللَّهِ إِن تُرَنِ أَنَا أَقَلَّ مِنكَ مَالاً وَوَلَداً
“Mengapa
kamu tidak mengatakan waktu kamu memasuki kebunmu “maasyaallaah, laa
quwwata illaa billaah (sungguh atas kehendak Allah semua ini terwujud,
tiada kekuatan kecuali dengan pertolongan Allah). Sekiranya kamu anggap
aku lebih sedikit darimu dalam hal harta dan keturunan.” (QS. Al-Kahfi: 39).
Ketika membahas ayat ini, Ibnul Qayim.rhm mengatakan,
فينبغي لمن دخل بستانه أو داره أو رأى في ماله وأهله ما يعجبه ، أن يبادر إلى هذه الكلمة، فإنه لا يرى فيه سوءا
“Selayaknya
bagi orang yang memasuki kebunnya, atau rumahnya, atau terheran
terhadap harta dan keluarganya, hendaknya dia segera membaca kalimat
ini. Karena dia tidak akan melihat sesuatu yang buruk terhadap nikmat
itu.” (Al-Wabilus Shayyib, hlm. 165).
Kemudian Ibnul Qayim membawakan riwayat dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَا
أَنعَمَ اللهُ عَلَى عَبدٍ نِعمَةً فِي أَهلٍ وَمَالٍ وَوَلَدٍ فَقَالَ :
(مَا شَاءَ اللهُ لَا قُوَّةَ إِلا بِاللهِ)، فَيَرَى فِيهَا آفَةً دُونَ
المَوتِ
Jika
Allah memberi kepada seorang hamba nikmat kebaikan terhadap keluarga,
harta, atau anak, kemudian dia membaca: “masyaa-allah, laa quwwata illaa
billaah” maka dia tidak akan melihat adanya cacat dalam nikmat selain
kematian. (HR. At-Thabrani dalam Al-Ausath 6/126, dishahihkan Ibnul Qoyim dalam Syifa Al-Alil 1/182).
Keempat, Berdoa kepada Allah SWT, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam menganjurkan
untuk banyak beramal ketika di rumah, namun sifatnya umum berlaku untuk
semua rumah, tidak hanya rumah baru. Berikut diantaranya,
1. Rajin baca Alquran, shalat dan ibadah apapun di dalam rumah. Terutama membaca surat Al-Baqarah.
Dari Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
لا تجعلوا بيوتكم مقابر، إن الشيطان ينفر من البيت الذي تقرأ فيه سورة البقرة
“Jangan
kalian jadikan rumah kalian seperti kuburan. Sesungguhnya setan lari
dari rumah yang dibacakan surat Al-Baqarah di dalamnya.” (HR. Muslim 780, At-Turmudzi 2877)
Dalam hadis ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam men-kontras-kan
antara rumah dengan kuburan. Beliau memerintahkan agar rumah kita tidak
dijadikan seperti kuburan. Salah satu sifat yang mencolok dari kuburan
adalah itu bukan tempat ibadah. Agar rumah kita tidak seperti kuburan
yang bisa jadi banyak setan pengganggu, gunakan rumah kita untuk ibadah.
Hadis
ini sekaligus menuntut Anda yang belum bisa membaca Alquran agar segera
dan serius dalam belajar Alquran. Untuk menjadikan rumah Anda sebagai
taman bacaan Alquran, tidak mungkin setiap hari Anda harus mengundang
orang lain untuk membaca Alquran di rumah anda.
Inilah
di antara kepentingan membaca surah al-Baqarah, kerana di dalam Islam,
kita wajib mempercayai bahawa di samping manusia, ada makhluk lain yang
diciptakan oleh Allah Subhanahu wa Ta 'ala yang tidak nampak oleh
penglihatan kita yang terdiri daripada makhluk malaikat, jin dan syaitan
yang berada di sekeliling kita. Kerana itu, digalakkan bagi kita
membaca surah tersebut untuk tujuan menghalau jin dan syaitan yang
mungkin sudah terlebih awal menghuni mana-mana rumah yang tidak
dihidupkan dengan bacaan¬bacaan al-Qur'an, termasuk rumah yang hendak
atau baru dipindahi itu.
Antara
perkara-perkara yang digalakkan dibuat dalam rumah ialah membaca
ayat-ayat suci al-Qur'an selain surat al-Baqarah, kerana sebuah hadits
yang diriwayatkan daripada Anas Radhiallahu 'anhu ada menyebutkan bahawa
Rasulullah Shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:
إن البيت الذي يقرأ فيه القرآن يكثر خيره والبيت الذي لا يقرأ فيه القرآن يقل خيره
Maksudnya:
Sesungguhnya rumah yang dibacakan di dalamnya al-Qur 'an banyak
kebaikannya, dan rumah yang tidak dibacakan di dalamnya al-Qur'an,
sedikit kebaikannya. (Mukhtarat min Fadha'il al-Qur'an Ii Ibn Katsir:
29)
Selain
membaca al-Qur'an ialah mendirikan sembahyang fardhu dan seberapa
banyak sembahyang sunat di dalam rumah, kerana rumah yang tidak
didirikan sembahyang di dalamnya adalah umpama sebuah kuburan. Ini jelas
disebutkan di dalam sebuah hadits:
اجعلوا من صلاتكم في بيوتكم ولا تتخذوها قبورا
(رواه مسلم)
Maksudnya:
Hendaklah kamu bersembahyang di dalam rumah¬rumah kamu dan janganlah
kamu jadikan ia sebagai kuburan. (Hadits riwayat Muslim)
Dalam hadis yang lain, dari Ibnu Umar radhiallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
اجْعَلُوا فِي بُيُوتِكُمْ مِنْ صَلاَتِكُمْ وَلاَ تَتَّخِذُوهَا قُبُورًا
“Jadikanlah bagian shalat kalian di rumah kalian. Jangan jadikan rumah kalian seperti kuburan.” (HR. Bukhari 432, Muslim 777, dan yang lainnya).
Maksud shalat di sini adalah shalat sunah. Sebagaimana dinyatakan dalam hadis:
إِنَّ أَفْضَلَ صَلاَةِ المَرْءِ فِي بَيْتِهِ إِلَّا الصَّلاَةَ المَكْتُوبَةَ
Sesungguhnya
shalat seseorang yang paling utama adalah shalat yang dikerjakan di
rumahnya, kecuali shalat wajib.” (HR. Bukhari 7290 dan yang lainnya).
Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
Apabila kamu melintasi taman-taman surga, hendaklah kamu berhenti singgah.
Para sahabat bertanya, “Apa taman-taman surga itu?” Beliau menjawab, “Halaqah Dzikir“
[Hadits Riwayat at-Tirmidzi]
Sebenarnya
apakah yang dimaksud dengan halaqah dzikir ini? Para ulama secara umum
bisa dikelompokkan menjadi tiga golongan yakni ;
Pertama, sekelompok orang yang duduk bersama kemudian berdzikir kepada Allah Subhanahu wa ta’ala.
Pendapat ini didasarkan pada hadits Mu’awiyah rodhiyAllahu ‘anhu yang diriwayatkan oleh Imam Muslim di kitab shahihnya bahwa Rasulullahshallallahu’alaihi wa sallam pernah keluar pada suatu halaqoh para sahabat. Kemudian beliau bertanya, “Apa yang menyebabkan kalian duduk (disini)?”.Para sahabat menjawab, “Kami duduk berdzikir kepada Allah.” Beliau bertanya lagi, “Demi Allah, apakah kalian duduk (disini) hanya karena hal itu (dzikir)?” Para sahabat menjawab, “Demi Allah, tidak ada yang menyebabkan kami duduk (disini) kecuali karena hal itu”. Beliau bersabda, “Sesungguhnya
aku tidaklah meminta kalian bersumpah karena aku menyangka kalian
berbohong. Akan tetapi Jibril telah mendatangiku, lalu memberitahukan
kepadaku bahwa Allah membanggakan kalian kepada malaikat.” [HR Muslim]
“Apabila
duduk suatu kaum mengucapkan dzikir ALLAH, maka melingkungi akan mereka
malaikat-malaikat dan meliputi akan mereka Rahmat dan turut atas mereka
SAKINAH (ketenangan jiwa) dan ALLAH menyebut mereka pada sisi-Nya”. (HR. Imam Muslim)
Marilah
kita semua untuk selalu memperbanyak zikir kepada Allah SWT, karena
sesungguhnya zikir itu adalah perintah Allah SWT sebagai tafsir
firman-Nya :
“Dan ingatlah Tuhan mu sebanyak-banyaknya dan tasbihlah di waktu petang-petang dan pagi-pagi (Q.S. Al-Ahzab, 41-42).
“Barang siapa yang tidak mengingat AKU, dia akan mendapat kehidupan yang sulit dan di akhirat akan dikumpulkan sebagai orang buta” (Q.S. Thaha, 124)
“Siksaanlah bagi orang yang engkar hatinya mengingat ALLAH, orang-orang itu dalam kesesatan yang nyata” (Q.S. Azzumar, 22)
Keutamaan Rumah yang Dibacakan Maulid Didalamnya
Berkata Imam abdurrahman bin abu bakar bin muhammad, Jalaluddin Assayuthi, dalam kitab nya "alwasail fi syarhi syamail" :
وقال
سلطان العارفين في كتابه الوسائل في شرح الشمائل : ما من بيت أو مسجد أو
محلة قرئ فيه مولد النبي صلى الله عليه وسلم إلا حفت الملائكة بأهل ذلك
المكان وعمهم الله بالرحمة والمطوقون بالنور يعني جبريل وميكائيل وإسرافيل
قربائيل وعينائيل والصافون والحافون والكروبيون فإنهم يصلون على من كان
سببا لقراءة مولد النبي صلى الله عليه وسلم قال : وما من مسلم قرئ في بيته
مولد النبي إلا رفع الله تعالى القحط والوباء والحرق والآفات والبليات
والنكبات والبغض والحسد وعين السوء واللصوص عن أهل ذلك البيت فإذا مات هون
الله عليه جواب منكر ونكير وكان في مقعد صدق عند مليك مقتدر
"Tidak
ada dari rumah, masjid, atau tempat-tempat, apa saja yang di sana
dibacakan maulid nabi, melainkan malaikat mendatanginya dan Allah
turunkan rahmatnya dan berdatangan dengan membawa nur malaikat jibril,
mikail, isrofil, qorbail, ainail, dan bershof-shof berbaris-baris
malaikat-malaikat yang banyak, mereka mendoakan atas karena disana ada
orang yang membaca maulid nabi muhammad,
Beliau
berkata lagi : Tidak ada dari orang islam yang dirumah nya dibaca
maulid nabi, melainkan terangkat dari rumah itu dan penghuni rumah itu
akan kesusahan, wabah penyakit, kebakaran, penyakit-penyakit, bala
bencana, marah-marah, hasud, penyakit ain, pencurian perampokan, apabila
ia mati,maka Allah ringankan nanti untuk menjawab munkar nakir, dan ia
berada ditempat yang ia senangi disisi tuhan yang maha kuasa."
karena shalawat termasuk dzikir, dan dzikir termasuk ibadah.
Kedua, sekelompok orang yang duduk bersama untuk membaca dan mempelajari al-Quran.
Pendapat ini didasarkan pada hadits yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dalam shahihnya dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu yaitu salah seorang membaca dan lainnya mendengarkan. Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam bersabda yang maknanya, “Dan tidaklah sekelompok orang berkumpul didalam salah satu rumah diantara rumah-rumah Allah, mereka membaca kitab Allah dan saling belajar diantara mereka,
kecuali ketenangan turun kepada mereka, rahmat meliputi mereka, dan
Allah menyebut mereka di kalangan (para malaikat) di hadapan-Nya.” [HR Muslim]
Ketiga, majelis ilmu yaitu yang membahas ilmu-ilmu agama, membahas tentang halal dan haram dan lainnya.
Keutamaan Majelis Ilmu
وَمَا
اجْتَمَعَ قَوْمٌ فِي بَيْتٍ مِنْ بُيُوتِ اللَّهِ يَتْلُونَ كِتَابَ
اللَّهِ وَيَتَدَارَسُونَهُ بَيْنَهُمْ إِلاَّ نَزَلَتْ عَلَيْهِمُ
السَّكِينَةُ وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَةُ وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَةُ
وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَهُ وَمَنْ بَطَّأَ بِهِ عَمَلُهُ لَمْ
يُسْرِعْ بِهِ نَسَبُهُ
“Tidaklah suatu kaum berkumpul di satu rumah Allah, mereka membacakan kitabullah dan mempelajarinya, kecuali turun kepada mereka ketenangan,
dan rahmat menyelimuti mereka, para malaikat mengelilingi mereka dan
Allah memuji mereka di hadapan makhluk yang ada didekatnya. Barangsiapa yang kurang amalannya, maka nasabnya tidak mengangkatnya” (HR Muslim).
Termasuk sangat rugi jikalau melewatkan seharipun dari majelis pagi yang mulia ini. Bukan Rasulullah Shalallahu ‘alaihi wa Sallam bersabda seperti hadits yang diriwayatkan imam muslim dari Abu Hurairah radhiyallahu anhu di atas, bahwa sungguh kita akan mendapatkan banyak keutamaan dalam majelis ini, yakni
- السَّكِينَة (ketenangan)
- وَغَشِيَتْهُمُ الرَّحْمَة (diselimuti rahmat Allah)
- وَحَفَّتْهُمُ الْمَلاَئِكَة (dikelilingi malaikat rahmah)
- وَذَكَرَهُمُ اللَّهُ فِيمَنْ عِنْدَه (Allah memuji dan memberikan pahala di hadapan para malaikatNya).
Subhaanallah saat kita berada dalam majelis ilmu Allah akan memberikan ketenangan kepada kita, bisa jadi ke-galau-an,kesulitan,
kesusahan, dan kegelisahan hidup yang sering kita alami, bisa jadi
karena kita sering banyak melewatkan/lalai akan majelis ilmu, sehingga
jauh dari taman surga-Nya. Dan dalam majelis ini, rahmat Allah
senantiasa mengitari kita. Tahukah saudaraku yang dimuliakan Allah,
rahmat Allah itu sungguh luar biasa agung.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shalalallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda yang maknanya,“Allah
membagi rahmat-Nya menjadi seratus bagian. Maka yang sembilan puluh
sembilan bagian ditahan-Nya di sisi-Nya dan yang satu bagian
diturunkan-Nya ke bumi. Dengan rahmat yang satu bagian itulah semua
makhluk sayang-menyayangi sehingga seekor kuda akan mengangkat telapak
kakinya karena takut anaknya terinjak olehnya”. (H.R Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah).
Kedudukan
seorang muslim terhadap majelis ilmu membuatnya terbagi menjadi tiga
kelompok. Hal ini didasarkan oleh hadits dengan matan sebagai berikut.
عَنْ
أَبِي وَاقِدٍ اللَّيْثِيِّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بَيْنَمَا هُوَ جَالِسٌ فِي الْمَسْجِدِ وَالنَّاسُ
مَعَهُ إِذْ أَقْبَلَ ثَلَاثَةُ نَفَرٍ فَأَقْبَلَ اثْنَانِ إِلَى رَسُولِ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَذَهَبَ وَاحِدٌ قَالَ
فَوَقَفَا عَلَى رَسُولِ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
فَأَمَّا أَحَدُهُمَا فَرَأَى فُرْجَةً فِي الْحَلْقَةِ فَجَلَسَ فِيهَا
وَأَمَّا الْآخَرُ فَجَلَسَ خَلْفَهُمْ وَأَمَّا الثَّالِثُ فَأَدْبَرَ
ذَاهِبًا فَلَمَّا فَرَغَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ قَالَ أَلَا أُخْبِرُكُمْ عَنْ النَّفَرِ الثَّلَاثَةِ أَمَّا
أَحَدُهُمْ فَأَوَى إِلَى اللَّهِ فَآوَاهُ اللَّهُ وَأَمَّا الْآخَرُ
فَاسْتَحْيَا فَاسْتَحْيَا اللَّهُ مِنْهُ وَأَمَّا الْآخَرُ فَأَعْرَضَ
فَأَعْرَضَ اللَّهُ عَنْهُ
Dari
Abu Waqid al-Laitsi radhiyallohu’anhu, ketika Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam sedang duduk dalam masjid bersama para
sahabat, tiba-tiba datanglah tiga orang. Dua orang menghampiri
Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dan yang seorang pergi. Orang
yang pertama melihat ada celah pada halaqah lalu duduk disana. Orang
yang kedua duduk di belakang mereka (di belakang halaqoh). Sedangkan
orang yang ketiga berpaling dan pergi. Setelah Rasulullah
shallallahu’alaihi wa sallam selesai, beliau bersabda, “Maukah aku
beritahu kalian tentang tiga orang tadi? Adapun salah satu dari mereka,
dia mendekat kepada Allah maka Allah-pun mendekatkannya. Adapun yang
lain, dia malu, maka Allah-pun malu kepadanya. Dan yang lain lagi dia
berpaling, maka Allah-pun berpaling darinya.” (HR. Bukhari dan Muslim).
Makhluk
Allah yang paling taat yaitu para malaikat-pun sampai mengitari majelis
ilmu. Bahkan yang paling luar niasa, Allah memuji mereka di hadapan
makhluk yang ada didekatnya. Sungguh, kita berbahagia saat dipuji
pendamping asrama di hadapan majelis, lebih berbahagia saat dosen memuji
kita di hadapan para mahasiswa lain di kampus. Apalagi dipuji oleh
presiden di hadapan rakyat Indonesia di televisi. Lalu, apakah ada yang
melebihi kebahagiaan kita saat dipuji oleh Sang Pencipta Alam Semesta
Allah Ta’ala di depan para makhluk yang Ia muliakan?
Syaikh Salim bin Ied al-Hilaly berkata, “Halaqah-halaqah
dzikir adalah majelis-majelis ilmu yang diadakan di rumah-rumah Allah
untuk belajar, mengajar dan mencari pemahaman tentang agama.” Beliau
juga berkata, “Halaqah dzikir yang dicintai oleh Allah adalah
majelis-majelis ilmu, bersama-sama mempelajari al-Quran dan as-Sunnah
dan mencari pemahaman tentang hal itu.”
Imam al-Qurthubi rahimahullah menyebutkan, Halaqah dzikir yang dimaksud adalah majelis ilmu tentang halal dan haram. Sementara, dalam pandangan Imam al-Ghazali rahimahullah, Majelis itu ialah forum yang membahas ilmu akhirat, ilmu tentang Allah dan kekuasaan-Nya serta penciptaan-Nya. [Faydh al-Qadir, 1/696]
Dalam hadits di atas, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menyebut taman surga itu sebagai majelis ilmu. Inilah yang juga dipahami oleh para sahabat seperti Abu Hurairah dan Ibn Mas’ud radhiyallahu ‘anhuma. [Fauzi Sinaqart, At-Taqarrub ilia Allah]
Dari ketiga golongan tadi, dapat disimpulkan kalau halaqah dzikir yang merupakan taman-taman surga, yaitu sekelompok orang yang berdzikr di suatu tempat dengan dzikir dan tatacara yang diajarkan Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam atau berkumpul untuk membaca dan mempelajari al-Quran atau berkumpul untuk mempelajari ilmu agama.
2. Baca doa ketika masuk rumah
Hal
kecil yang mungkin perlu dibiasakan adalah memulai segala yang penting
dengan doa atau dzikir. Salah satunya, ketika kita masuk rumah. Meskipun
kelihatannya remeh, namun hasilnya luar biasa.
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
إِذَا
دَخَلَ الرَّجُلُ بَيْتَهُ فَذَكَرَ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ، وَعِنْدَ
طَعَامِهِ، قَالَ الشَّيْطَانُ: لَا مَبِيتَ لَكُمْ وَلَا عَشَاءَ، وَإِذَا
دَخَلَ فَلَمْ يُذْكَرِ اللَّهَ عِنْدَ دُخُولِهِ قَالَ الشَّيْطَانُ:
أَدْرَكْتُمُ الْمَبِيتَ
“Apabila
ada orang yang masuk rumah, kemudian dia mengingat Allah ketika masuk,
dan ketika makan, maka setan akan mengatakan (kepada temannya): ‘Tidak
ada tempat menginap dan tidak ada makan malam.’ Tapi apabila dia tidak
mengingat Allah (bismillah dan jangan lupa ucapkan salam) ketika masuk,
maka setan mengatakan: ‘Kalian mendapatkan tempat menginap’.” (HR. Muslim 2018, Abu Daud 3765 dan yang lainnya)
Siapa yang menempati rumah baru, maka disunnahkan untuk berdoa saat memulai untuk menempatinya, yaitu:
أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ
"A'udzu Bikalimaatillaahit Taammaati min Syarri Maa Khalaq.."
"Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari kejahatan makhluk yang diciptakan-Nya."
Seperti yang diriwayatkan Imam Muslim, dari Khaulah binti Hakim Radhiyallahu 'Anhuma , ia berkata:
AKu mendengar Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
مَنْ
نَزَلَ مَنْزِلًا ثُمَّ قَالَ أَعُوذُ بِكَلِمَاتِ اللَّهِ التَّامَّاتِ
مِنْ شَرِّ مَا خَلَقَ لَمْ يَضُرَّهُ شَيْءٌ حَتَّى يَرْتَحِلَ مِنْ
مَنْزِلِهِ ذَلِكَ
"Siapa yang singgah di suatu tempat, lalu ia membaca: A'udzu Bikalimaatillaahit Taammaati min Syarri Maa Khalaq
(Aku berlindung dengan kalimat-kalimat Allah yang sempurna dari
kejahatan makhluk yang diciptakan-Nya ) maka tak ada sesuatupun yang
membahayakannya sehingga ia beranjak dari tempatnya tersebut." (HR. Muslim )
Hadits
ini berlaku bagi orang yang menempati suatu rumah untuk bermukim
(tinggal) di situ, baik itu milik sendiri atau bukan atau rumah
kontrakan.
Begitu juga dianjurkan untuk membaca doa:
اللَّهُمَّ
إِنِّي أَسْأَلُكَ خَيْرَ الْمَوْلَجِ وَخَيْرَ الْمَخْرَجِ بِسْمِ
اللَّهِ وَلَجْنَا وَبِسْمِ اللَّهِ خَرَجْنَا وَعَلَى اللَّهِ رَبِّنَا
تَوَكَّلْنَا
Allahumma
as'aluka khairal mawlaji wa khayral makhraji bismillahi wa lajnaa wa
bismilahi harajnaa wa 'alaa Allahi rabbanaa tawak-kalnaa
"Ya
Allah, sesungguhnya aku memohon kepadaMu kebaikan rumah yang aku masuki
dan kebaikan rumah yang aku tinggalkan, dengan menyebut Nama Allah aku
masuk dan dengan menyebut nama Allah aku keluar dan kepada Allah, Rabb
kami, kami bertawakkal." (HR. Abu Dawud - al-Thabrani)
Hanya
saja kedua dzikir/doa di atas tidak khusus saat memasuki rumah untuk
pertama kali, tapi dibaca oleh seseorang setiap ingin memasuki rumahnya
sesudah bepergian. Juga dianjurkan untuk membacakan Al-Qur'an dirumah
tersebut, khususnya surat al-Baqarah untuk mengusir syetan dan
melindungi rumah dari gangguan mereka.
Diriwayatkan dalam Shahih Muslim, Nabi Shallallahu 'Alaihi Wasallam bersabda:
لَا تَجْعَلُوا بُيُوتَكُمْ مَقَابِرَ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْفِرُ مِنْ الْبَيْتِ الَّذِي تُقْرَأُ فِيهِ سُورَةُ الْبَقَرَةِ
"Jangan jadikan rumah kalian seperti kuburan, sesungguhnya syetan lari dari rumah yang dibacakan surat al-Baqarah di dalamnya.."
Semua
yang dijelaskan di atas tidak ada bedanya, baik rumah tersebut miliknya
sendiri atau bukan seperti ngontrak, menyewa, dipinjami.
Bisa juga ditambahkan doa:
“Rabbi anzilnii munzalan mubaarakan wa Anta Khairul munziliin”(Q.23: 29).
“Ya Tuhanku, tempatkanlah aku pada tempat yang terberkati. Dan Engkaulah se-baik-baik yang menempatkan.”
(Doa ini diajarkan Allah kepada Nabi Nuh AS)
Dan tambahkan doa ini:
Robbii inni as'aluka khaira haa wa khaira ahlihaa, wa khaira maa fiiha.
Wa a'uudzubika min syarrihaa wa syarri ahlihaa wa syarri maa fiiha
Ya
Allah sesungguhnya aku memohon kepadaMu kebaikan darinya (rumah/tempat
yang akan dimasuki), dan dari kebaikan penghuninya dan kebaikan apa-apa
yang ada di dalamnya. Dan aku berlindung kepadaMu dari keburukannya,
keburukan penghuninya dan keburukan apa-apa yang ada di dalamnya.
3. Baca Basmalah ketika tutup pintu
Dari Jabir bin Abdillah radhiallahu ‘anhuma, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan banyak saran agar kita tidak terganggu setan. Salah satunya:
وَأَغْلِقُوا الأَبْوَابَ وَاذْكُرُوا اسْمَ اللَّهِ، فَإِنَّ الشَّيْطَانَ لاَ يَفْتَحُ بَابًا مُغْلَقًا
“Tutuplah pintu, dan sebutlah nama Allah. Karena setan tidak akan membuka pintu yang tertutup (yang disebut nama Allah).” (HR. Bukhari 3304, Muslim 2012 dan yang lainnya)
Satu doa ketika keluar rumah. Ringkas, mudah dihafal, tapi khasiatnya besar:
بسْمِ اللَّهِ تَوَكَّلْتُ عَلَى اللَّهِ، لَا حَوْلَ وَلَا قُوَّةَ إِلَّا بِاللَّهِ
BISMILLAHI TAWAKKALTU ‘ALALLAAH, LAA HAULA WA LAA QUWWATA ILLAA BILLAAH
Dengan nama Allah aku bertawakkal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.
Dengan nama Allah aku bertawakkal kepada Allah. Tiada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah.
Dalam
hadis dinyatakan, siapa yang keluar rumah kemudian dia membaca doa di
atas, maka disampaikan kepadanya: Kamu diberi petunjuk, dicukupi dan
dilindungi. Maka setan kemudian berteriak:
كَيْفَ لَكَ بِرَجُلٍ قَدْ هُدِيَ وَكُفِيَ وَوُقِيَ
“Bagaimana kalian bisa mengganggu orang yang sudah diberi hidayah, dicukupi, dan dilindungi.” (HR. Abu Daud 5095, Turmudzi 3426)
5. • Membaca salam ketika masuk rumah agar mendapatkan berkah dan kebaikan dari Allah,
sebagaimana Tafsir dari firmanNya:
“Maka
ketika kamu masuk rumah, ucapkan salam untuk dirimu sebagai
penghormatan dari Allah yang berisi berkat dan kebaikan.” (An-Nur: 61).
“Hai
orang-orang yang beriman, janganlah kamu masuk ke rumah orang lain,
hingga kamu minta izin dan mengucapkan salam kepada penghuni-nya”.
(QS.An-Nur; 27).
Mana-mana
rumah yang tidak ada penghuni atau memanglah pada kebiasaannya rumah
yang mahu dipindahi itu belum mempunyai penghuni, jadi bagaimanakah cara
memberi salam? Iaitu caranya dengan mengucapkan:
السلام علينا وعلى عباد الله الصالحين
Artinya: Sejahteralah ke atas kami dan ke atas hamba-hamba Allah yang salih.
6. Bacalah surah Al-ikhlash 3 X sewaktu anda mau memasuki Rumah.
"Maka Allah akan mengeluarkan segala kejelekan yang ada di dalam Rumah tersebut, dan Rezeki akan datang masuk kerumah tersebut.
Riwayat lain menyebutkan, "Bacalah
surah Al-Ikhlas sebanyak 3 kali sebelum masuk rumah kemudian langkahkan
kaki kanan dan dengan membaca bismillah maka rumah yang akan dimasuki
dipenuhi cahaya surga, aman tentram dan sejahtera atas ijin-NYA"
قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
” مَنْ قَرَأَ {قُلْ هُوَ اللَّهُ أَحَدٌ} [الإخلاص : 1 ]
حِينَ يَدْخُلُ مَنْزِلَهُ نَفَتِ الْفَقْرَ
عَنْ أَهْلِ ذَلِكَ الْمَنْزِلِ ، وَالْجِيرانِ “.
Rasulullah
shollallahu ’alaih wa sallam bersabda: “Barangsiapa membaca “Qul
huw-Allahu Ahad” (surah Al-Iklash ayat pertama) ketika masuk ke dalam
rumahnya, maka kefakiran (kemiskinan) bakal tertolak dari penghuni rumah
tersebut dan kedua tetangganya.” (HR Thabrani)
7. Membaca Ayat Kursi di dalam rumah
Sesiapa yang membaca ayat Kursi dengan istiqamah setiap kali selesai sembahyang fardhu, setiap pagi dan petang, setiap kali masuk kerumah atau kepasar, setiap kali masuk ke tempat tidur dan musafir, insyaallah akan diamankan dari godaan syaitan dan kejahatan raja-raja (pemerintah) yang kejam, diselamatkan dari kejahatan manusia dan kejahatan binatang yang memudharatkan. Terpelihara dirinya dann keluarganya, anak-anak nya, hartanya, rumahnya dari kecurian, kebakaran dan kekaraman.Terdapat keterangan dalam kitab Assarul Mufidah, barang siapa yang mengamalkan membaca ayat kursi, setiap kali membaca sebanyak 18 kali, inyaallah ia akan hidup berjiwa tauhid, dibukakan dada dengan berbagai hikmat, dimudahkan rezekinya, dinaikkan martabatnya, diberikan kepadanya pengaruh sehingga orang selalu segan kepadanya, diperlihara dari segala bencana dengan izin Allah s.w.t.Sesiapa yang membaca ayat Kursi selepas sembahyang fardhu, Tuhan akan mengampunkan dosanya. Sesiapa yang membacanya ketika hendak tidur, terpelihara dari gangguan syaitan, dan sesiapa yang membacanya ketika ia marah, maka akan hilang rasa marahnya.Barang siapa membaca ayat Kursi ketika hendak tidur, maka Tuhan mewakilkan dua malaikat yang menjaga selama tidurnya sampai pagi.Abdurahman bin Auf menerangkan bahawa, ia apabila masuk kerumahnya dibaca ayat Kursi pada empat penjuru rumahnya dan mengharapkan dengan itu menjadi penjaga dan pelindung syaitan.Barang siapa membaca ayat Al-Kursi diakhir setiap sembahyang Fardhu, dia akan berada dalam lindungan Allah SWT hingga sembahyang yang lain.Barang siapa membacanya ketika hendak tidur, Allah SWT memelihara akan dia ke atas rumahnya, rumah tetangganya dan ahli rumah-rumah disekitarnya.Barang siapa membaca ayat Al-Kursi sebelum keluar rumahnya, maka Allah SWT mengutuskan 70,000 Malaikat kepadanya - mereka semua memohon keampunan dan mendoakan baginya.
Penutup kami akan sampaikan dari al-Imam a.-'Allamah as-Sayyid asy-Syarif Muhammad bin Ali Khird (meninggal pada tahun 960 H) dalam kitabnya al-
Wasa'il asy-Syafi'ah fi al-Adzkar an-Nafi'ah wa al-awrad al-Jami'ah wa
ats-Tsyimar al-Yani'ah wa al-Hijb al-Harizah al-Mani'ah 'an an-Nabiy
Shallallahu 'Alaihi wa Sallam fi al-Adzkar wa al-ar'iyah li al-Asbab
al-Waqi'ah ; Beliau ada menyatakan amalan ketika mendiami rumah
baru, dibaca tiga hari berturut-turut pagi dan sore. Mudah-mudahan rumah
itu diberkati, aman dan keluar daripada rumah itu setiap makhluk
durhaka dari pada kalangan jin dan syaitan. Bacaan yang dimaksudkan
adalah :
1. Membaca al-Fatihah (3x)
2. Membaca ayat
فَإِذَا
اسْتَوَيْتَ أَنْتَ وَمَنْ مَعَكَ عَلَى الْفُلْكِ فَقُلِ الْحَمْدُ
لِلَّهِ الَّذِي نَجَّانَا مِنَ الْقَوْمِ الظَّالِمِينَ (٢٨
Fa-idzaa
astawayta wa man ma’aka ‘alaal fulki faqulil hamdulillahil-ladzii naj-janaa
minal qawmil zh-zhalimiin
Tafsirnya:
Kemudian apabila engkau dan orang-orang yang beserta denganmu telah
berada di atas bahtera itu, maka hendaklah engkau (bersyukur kepada
Allah dengan) berkata: “Segala puji tertentu bagi Allah yang telah
menyelamatkan kami daripada orang-orang yang berlaku zalim. " (Surah
al-Mu'minun: 28)
3. Kemudian dibaca ayat:
وَقُلْ رَبِّ أَنْزِلْنِي مُنْزَلا مُبَارَكًا وَأَنْتَ خَيْرُ الْمُنْزِلِينَ (٢٩)
Wa qul rabbi
anzalnii munazalan mubarakan wa Anta khayrul munziliin
Tafsirnya:
Dan berdoalah dengan berkata: "Wahai Tuhanku! Turunkanlah aku di tempat
turun yang penuh dengan keberkatan, dan Engkau adalah sebaik-baik
pemberi tempat. " (Surah al-Mu 'minun: 29)
4. Menurut al-' Allamah as-Sayyid asy-Syarif Muhammad bin Ali Khird.rhm nahwa didapati bahwa para ulama Hadhramaut-Yaman selepas membaca ayat-ayat di atas, kemudian membaca pula doa berikut ini:
اللهم
يا من فلق البحر لموسى بن عمران ، ونجى يونس من بطن الحوت ، وسر الفلك لمن
شآء ، أنت العالم بعدد قطر البحار وذرات الرمال ، يا خالق أصناف عجآئب
المخلوقات ، أسألك الكفاية يا كافي من استكفاه ، يا مجيب من دعاه ، يا مقيل
من رجاه ، وأنت الكافي لا كافي إلا أنت ، إكفني شر ما أخاف وأحذر ، واملأ
هذا المنزل خيرا وبركة ، وصل على نبيك ورسولك سيدنا محمد وآله وصحبه وسلم.
Allahumma yaa man falaq bahral Musa bin Imran, wa najay Yunus man bathun al-hawt, wa surr al-falaka liman sya'a, Antal 'alamul ba'adad qathrul bahru wa dzarraata ar-ramal, yaa khalaqa 'ashnaaf 'ajaaibal makhluuqat, As'alukal kafaayat ya kaafii min astakafaahu, Yaa Mujiib man du'aahu, yaa muqiyla man rajaahu, wa Antal kaafii laa kafii ilaa 'anta, ikfinii syara maa akhafaa wa akhdzaru, wa amala hadzaa munazala khayraa wa barakaat, wa shalallahu 'alaa nabiyika wa rasulika sayyidinaa Muhammad wa 'aalihi wa shahbihi wa sallam
(Al-Wasa'il asy-Syafi'iyy hal 439)
Amalan yang kita bawakan ini hanyalah sebagai irsyad/nasehat, mudah-mudahan ada berkat dan manfaatnya.
والله أعلم بالصواب
Wallahu ‘alam bish showab, wal ‘afu minkum,
Wassalamu a’laikum warrahmahtullahi wabarakatuh
Wa min Allah at taufiq hidayah wal inayah, wa bi hurmati Habib wa bi hurmati fatihah!!
0 Response to "Amalan menempati rumah baru"
Post a Comment